top of page

Bagian Paling Menyenangkan Dari Sebuah Perjalanan

Nasuha Ali

Tepat pukul 00.00 Waktu Indonesia Bagian Barat, ketika tulisan ini dibuat di sebuah gerbong restorasi yang cukup ramai hari ini. Entah mengapa, riuh ramai gerbong restorasi menjadi satu hal yang cukup membuat gue merasa senang; hari ini.


Sepertinya pandemi memang banyak mengubah kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial, yang secara fitrah suka dan senang berinteraksi dengan manusia lainnya.


Sadar atau nggak disadari, pandemi yang hadir di penghujung 2019 ini cukup mengubah tatanan hidup bersosial kita. Gue sendiri sangat merasakan hal itu. Mulai dari menghilangnya senyum khas yang tertutup masker hingga adanya tatapan sinis ketika ada orang yang (belum) kita kenal.


Hampir delapan bulan gue menghabiskan banyak waktu di rumah. Bergulat dengan pekerjaan yang (tidak) mengenal waktu. Delapan jam menjadi pekerja dirasa kurang ketika pola hidup work-from-home mulai dibiasakan saat pandemi datang. Hampir delapan bulan juga gue merasa cara bersosialisasi gue dengan manusia lain mulai berubah.


Ketika aturan diperketat, gue hampir ber-bulan-bulan mengikutinya. Anjuran dirumah aja, menjaga jarak, dan aturan-aturan lain coba gue penuhi satu per satu, secara tertib dan teratur. Jadi, ketika ditanya apa yang gue lakukan untuk negeri tercinta ini ya secara sederhana gue mengikuti aturan-aturan; meskipun mbuh kadang inkonsisten dari mereka yang membuat aturan- huft.


Dah, capek kalau bahas itu. Mari kita lanjutkan cerita perjalanan gue di penghujung 2020 ini.


Hari ini, gue kembali menjadi gue seutuhnya; yang selama hampir delapan bulan ini menghilang ditelan angin.


Mengapa gue bisa bilang gue seperti kembali menjadi "gue" yang seutuhnya?


Ketika gue mulai membuka gerbang rumah sembari menggendong tas biru kesayangan gue, ada rasa yang se(benar)nya mengkhawatirkan, gue masih takut kok pergi-pergi jauh, gue tetap mematuhi anjuran 3M (sambil berdoa pada Tuhan agar baik-baik saja). Ada rasa yang begitu menyenangkan, jauh berbeda dari beberapa bulan kebelakang.


Hari ini gue begitu semangat untuk melakukan perjalanan (bodoh) a-la gue, Nasuha. Tas biru, sneakers, jaket jeans + celananya ditambah dengan sepasang true wireless stereo sembari memutar playlist yang menyenangkan.


Gue bisa merasakan bahwa hari ini hingga beberapa hari berikutnya akan menjadi hari yang cukup menyenangkan. Rasanya itu ga terlalu berlebihan. Gue mulai perjalanan hari ini tentu dari rumah-menuju-tempat pemberhentian elf-hingga sampai di stasiun.


Ada tiga hal mengapa gue merindukan bagian paling menyenangkan dari sebuah perjalanan, terutama menggunakan kereta api ya! Moda transportasi darat satu ini memang masih menjadi andalan gue untuk bepergian.


Bertemu Banyak Orang, Bercerita

Dari cerita diatas, perjalanan dari depan rumah saja sudah dimulai dengan cukup menyenangkan. Gimana ga menyenangkan, siang tadi gue dapat ojek online yang ceritanya asik banget.


Belum lagi ketika gue menunggu keberangkatan dari elf menuju stasiun. Ketika sampai di stasiun pun orang-orang yang ada di dekat gue (tetep jaga jarak kok) juga menyenangkan.


Bahkan ketika sudah di dalam kereta yang gue naiki malam ini-pun disebalah gue adalah orang-orang yang cukup ramah.


Bagian pertama yang dari sebuah perjalanan adalah bertemu orang yang tidak dikenal, bertukar cerita sejenak meskipun tetap jaga jarak!


Melihat Ekspresi Meski Terbatas

Sebelum pandemi menyerang, gue sebagai seorang manusia begitu bebas menikmati ragam ekspresi manusia lainnya. Bola mata diajak berselancar melihat sejauh mana manusia lain merespon dengan ekspresi terbaik yang disesuaikan mood.


Hari ini, gue berhasil menangkap beberapa ekspresi yang keluar dari seseorang meskipun terbatas masker dan face shield.


Sama seperti bagian pertama, perjalanan gue mulai dengan cukup menyenangkan melihat abang ojek online bercerita tentang kehidupannya. Tetap menyenangkan meski sedang dalam masa sulit-sulitnya. Terima kasih kaca spion kanan kiri abamg ojek.


Tuhan memang adil, tidak membiarkan gue agar tidak terlena dengan sesuatu yang menyenangkan, gue diperlihatkan beberapa penumpang yang cukup marah ketika surat yang ia pegang ditolak oleh petugas. Entah karena apa.


Hidup memang harus seimbang. Ga melulu melihat hal yang menyenangkan. Bisa saja sedih, bahkan marah hingga kecewa. Adil Bukan sang Maha Pencipta?


Menghargai Waktu, Menghargai Makhluk Hidup Lainnya

Hampir delapan bulan gue hidup dengan pola yang berubah seratus-delapan-puluh derajat. Tidur larut malam, terbangun untuk mengingat pekerjaan. Sampai lupa menghargai waktu dan pendukung kehidupan di sekitar.


Rasanya, melakukan perjalanan memang jadi satu hal yang harus dilakukan. Minimal satu kali selama satu tahun (di masa pandemi).


Pelajaran paling berharga yang bisa gue dapat dari sebuah perjalanan adalah menghargai waktu, menghargai makhluk hidup lainnya.


Mari kita tutup dengan menyihir diri sendiri bahwa setiap perjalanan yang dilakukan akan selalu menyenangkan. Viola!


- Ditulis dari KA. Progo, ditengah rel tengah malam nan sepi sekitaran Cikampek -



Comments


Sila Tinggalkan Pesan

Terima Kasih Sudah Berbagi Cerita

© 2023 Edited by Nasuha Ali.

bottom of page