Tahun 2020 mungkin akan menjadi salah satu tahun yang paling banyak dikenang oleh setiap orang. Gimana nggak, tahun ini sudah tersisa beberapa hari lagi, sudah mendekati akhir dan gue sendiri belum melakukan banyak hal keren di tahun ini. Ah, gue sendiri merasa tahun ini menjadi tahun yang cukup berat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak rencana dan angan-angan saya yang kandas di tahun ini, jalan-jalan salah satunya. Ah, pandemi mengacaukan banyak rencana hebat tahun ini pokoknya!
Kalau menurut Trinity dalam The Naked Traveler ada bucket list yang ditulis pada sebuah buku catatan, gue juga sudah merencanakan kemana akan pergi sebelum tahun 2020 ini datang. Gue ingat betul sudah merencakan untuk mendaki tiga gunung besar nan indah yang berada di sekitaran Jogja dan Jawa Tengah; Merapi, Merbabu, dan Lawu. Bahkan, dalam bayangan gue yaitu dari ketiga gunung itu akan bertambah, mungkin ditambah Gunung Slamet atau Gunung Sindoro. Rencananya, gue sudah membulatkan tanda pada almenak saya di bulan Agustus 2020, tepat saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Pasti sangat menyenangkan! Tapi rencana tinggal rencana.
Selain sudah menandai "almenak" di Agustus 2020, gue juga sebenarnya sudah membayangkan akan kembali ke laut lalu berenang untuk bertemu Nemo dan kawan-kawannya. Terakhir kali melakukan hal menyenangkan itu ya ketika ada kesempatan ke Belitung pada 2018 lalu.
Ada tiga daerah yang sebenarnya sudah gue cari tahu keindahannya; Teluk Kiluan di Lampung, Pink Beach di Pulau Komodo, dan kembali ke Banyuwangi. Lagi dan lagi, rencana itu gagal karena pandemi belum berakhir. Huft.
Keadaan saat ini memang belum memungkinkan gue untuk angkat daypack, kacamata hitam, dan bucket hat di kepala sesering tahun-tahun sebelumnya. Jangankan untuk bepergian jauh, keluar gang rumah saja sudah seperti akan pergi ke medan perang! Dan itu hampir terjadi delapan bulan lamanya! Bayangin, DELAPAN BULAN!.
Tulisan ini mengingatkan gue akan kebiasaan jalan-jalan yang sebenarnya sudah muncul ketika gue memutuskan untuk merantau ke Jogja, alasan kenapa gue lari ke Jogja ada di sini. Walaupun sebenarnya gue sudah berani pergi sendirian ya sejak masih sekolah dulu. Anak pertama mungkin jadi alasan pertama kenapa gue mulai berani pergi sendirian sejak sekolah. Dan karena memang lebih suka jalan sendiri aja. BEBAS RIBET!
Ada beberapa alasan sebenarnya kenapa jalan-jalan itu lebih menyenangkan sendirian, atau istilahnya ya solo travelling gitu.
Gak Perlu Nunggu Persetujuan Orang Lain
Punya rencana jalan-jalan tapi harus nunggu persetujuan teman, pacar, atau orang lain?
Nyebelin kan?
Nah, salah satu keuntungan jalan-jalan sendiri adalah gak harus nunggu persetujuan orang lain. Gak harus nunggu jadwal tanggal berapa bisa janjian, gak harus setuju ke tempat mana kita akan berlibur, dan yang jelas gak akan mendapatkan hal-hal yang belum pasti.
Hal yang paling menyebalkan buat gue ya ketika sudah mempersiapkan segalanya, tapi harus berubah dari rencana awal. Apalagi tanpa kepastian dari orang yang gue ajak atau mengajak jalan-jalan. Jadi, mending jalan-jalan sendiri!
Jadwal Liburan Sesuai dengan Keinginan Sendiri
Satu hal yang paling menyenangkan ketika berlibur seorang diri yaitu gue senang bertemu hal-hal baru di luar itinerary yang telah dibuat. Misal, ketika gue sedang melakukan perjalanan ke obyek wisata A, gue menemukan sebuah tempat yang indah lainnya. Ketika gue liburan sendirian ya gue bisa berhenti sesuka hati untuk menikmati keindahan tempat tersebut.
![](https://static.wixstatic.com/media/8d0d1f_469f06609e6348f3872c7c5654d6824a~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_653,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/8d0d1f_469f06609e6348f3872c7c5654d6824a~mv2.jpg)
Dari beberapa tempat yang pernah gue kunjungi (sendirian), itinerary menjadi sangat penting agar kita sendiri punya batasan kapan harus menikmati liburan dan kapan harus beristirahat. Selama sesuai dengan itinerary yang sudah dibuat, ada saja hal yang diluar dugaan. Entah melihat sebuah tempat indah yang ternyata tidak tertulis di itinerary atau bahkan berhasil menemukan surga kuliner yang tidak ada di internet. Menarik bukan?
Berkenalan dengan Orang yang Tidak Pernah Diduga
Buat gue, setiap tempat baru yang dikunjungi pasti memiliki kejutan-kejutan tak terduga yang cukup menyenangkan. Gue ingat betul, ketika gue pergi ke Belitung, gue bisa berkenalan dengan beberapa warga lokal yang menjadi pemandu wisata maupun warga lokal. Mereka baik dan bikin gue cukup menikmati perjalanan.
Selain itu, gue juga ingat ketika sedang melakukan sebuah perjalanan dari Jakarta menuju Jogja. Gue bertemu dengan seorang bapak-bapak di restorasi KA. Argo Dwipangga (seingat gue Dwipangga karena berangkat pagi dari Jakarta sebelum berubah Gapeka). Kami berbeda tempat duduk dan gerbong. Awal mula pembicaraan kami adalah ketika bapak itu meminta izin untuk bergabung di meja yang sudah saya tempati, waktu itu belum ada physical distancing, ya!
Bapak tersebut mulanya bertanya gue masih sekolah atau bekerja, lalu beliau banyak bercerita karena memang beliau alumnus salah satu universitas terkemuka di Jogja. Mulai dari pengalamannya solo riding dari satu pantai ke pantai lainnya di wilayah Selatan Jawa, hingga pengalamannya mendaki berbagai gunung di Pulau Jawa. Bapak itu lebih seringnya sendirian. Yaampun, gue lupa nama beliau!
Dari ketiga hal diatas, gue mulai bisa mengambil kesimpulan kalau menurut gue jalan-jalan seorang diri itu bukan jadi masalah besar. Buat gue, tujuan utama dari berlibur adalah mencari pengalaman baru di tempat yang akan dikunjungi. Kalau soal foto-foto, itu sih bisa dicari caranya kok. Oh ya, liburan sendiri juga bikin kita lebih mengenal diri sendiri juga, bagian dari menyenangkan diri sendiri. Kalau Kalian, berani liburan sendirian?
Comments